Sanitasi Sebagai Investasi Jangka Panjang untuk mewujudkan Lingkungan Bersih dan Sehat

           Kebersihan lingkungan merupakan salah satu faktor yang snagat berpengaruh dalam menentukan kesehatan manusia. Dengan tingkat kesehatan yang tinggi maka kualitas hidup masyarakat juga akan meningkat. Sanitasi adalah bentuk upaya menjaga kebersihan lingkungan dari kuman, bakteri dan virus pembawa penyakit (Susanti et al., 2023). Bentuk- bentuk sanitasi meliputi penyediaan air bersih, jamban sehat, pengelolaan sampah, dan saluran pembuangan air limbah. Namun, tidak sedikit masyarakat yang belum memahami bagiamana pentingnya upaya sanitasi di lingkungan mereka.

Sanitasi lingkungan adalah suatu kondisi dimana lingkungan mencapai kondisi idealnya. Kondisi ideal disini adalah kondisi optimum dimana lingkungan tidak menjadi faktor utama  penyebab rendahnya kesehatan makhluk hidup yang tinggal di dalamnya. Kondisi sanitasi optimum berdampak positif terhadap optimalnya status kesehatan subjek di dalamnya. Sanitasi lingkungan mengedepankan pencegahan terhadap faktor penyebab penyakit. Akan tetapi, tidak banyak masyarakat yang belum memiliki fasilitas sanitasi di rumahnya yang sesuai dengan syarat standar yang ditetapkan pemerintah.

Peraturan Pemerintah No 66 tahun 2014 tetang Kesehatan Lingkungan dalam pasal 31 telah menyebutkan bahwa penyehatan dilakukan terhadap media lingkungan berupa air, udara, tanah, serta sarana dan bangunan. Esensial  upaya sanitasi lingkungan masih dipandang rendah oleh masyarakat. Banyak masyarakat yang kurang menganggap penting akan air bersih dan jamban bagi kebutuhan kesehatan. Kegiatan BAB (Buang Air Besar) masih lazim dilakukan masyarakat di bantaran sungai. Bahkan tidak hanya BAB, hingga saat ini masih banyak dijumpai masyarakat yang mencuci pakaian di sungai sekitar rumahnya. Kebiasaan umum yang dianggap biasa oleh masyarakat ini secara lansung dapat berakibat fatal terhadap kondisi air bersih di sekitarnya. Fenomena ini menunjukkan masih rendahnya perhatian masyarakat terhadap kondisi air bersih.

Masalah ketersediaan air bersih seharusnya tidak terjadi di Indonesia mengingat Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki curah hujan tinggi. Namun, faktanya penyediaan air bersih masih menjadi masalah yang memerlukan perhatian khusus. Bojonegoro menjadi salah satu kabupaten yang tidak lepas dari permasalahan ketersediaan air bersih termasuk daerah pedesaan.

Sumber: Publikasi Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bojonegoro

Sumber: Publikasi Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Cipta Karya

Dari publikasi Dinas Sosial pemerintah Kabupaten Bojonegoro, tercatat bahwa indeks kualitas air hanya mencapai 58,42 persen. Angka ini terbilang cukup rendah mengingat air merupakan kebutuhan sehari- hari manusia. Dari persentase ketersediaan air bersih yang ada, upaya pengelolaan penyediaan air bersih yang ditangani oleh lembaga Himpunan Penduduk Pemakai Air Minum (HIPPAM) di Kabupaten Bojonegoro masih tergolong sangat rendah. Bahkan jika dilihat dari trend grafik di bawah jumlah air bersih HIPPAM memiliki disparitas yang jauh dengan ketersediaan air yang diupayaka dengan sambungan dari rumah ke rumah (Sambungan Rumah/SR). Bahkan tdibandingkan tahun 2018, statistic data air bersih tahun 2022 masih jauh sangat rendah.

            Selain akibat industry, pencemaran air bersih umumnya juga disebabkan oleh limbah domestic. Limbah domestic ini meliputi limbah cari rumah tangga, bangunan perdagangan perkantoran dan sejenisnya (Widiastutie et al., 2023). Pembuangan limbah sembarangan tanpa melewati proses pengolahan baik yang dialirkan langsung ke badan air maupun melalui aliran air tanah akan menjadi sumber agen penyakit oleh zat- zat pencemar yang dibawanya. Tidak banyak masyarakat sadar akan dampak yang timbul akibat pencemaran air. Penyakit yang dianggap umum tetapi berbahaya adalah diare. Penyakit menular melalui air ini umumya terjadi akibat adanya bakteri echerichia coli yang terdapat pada air yang telah tercemar oleh tinja.

        Pencemaran air bersih akibat tinja tidak lain disebabkan oleh fasilitas jamban yang tidak memenuhi standar kesehatan (Susanti et al., 2023). Dikutip dari data publikasi Dinas kesehatan Kabupaten Bojonegoro saat ini jumlah pengguna jamban permanen sudah mendominasi seluruh data pengguna jamban jenis lainnya. Artinya, masyarakat Bojonegoro sudah cukup sadar pentingnya sanitasi layak khususnya fasilitas jamban.

Sampah merupakan sisa kegiatan manusia. Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bojonegoro mengganti konsep pembuangan sampah yang biasanya hanya di biarkan atau di timbun begitu saja (open dumping) dengan sistem sanitary landfill. Konsep pengelolaan dengan system sanitary landfill yaitu pengelolaan sampah dengan memanfaatkan gas methane yang dihasilkan dari sampah yang kemudian menjadi bahan bakar memasak warga sekitar TPA atau sebagai pengganti elpiji. Selain itu, Dinas Lingkungan Hidup juga memberdayakan bank sampah patrol dan mengolah sampah non organik menjadi BBM berupa minyak tanah, solar dan bensin. Sedangkan sampah organik diolah menjadi kompos.

Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bojonegoro telah melakukan upaya manajemen strategi dalam pengelolaan sampah. Salah satu upaya yang dilakukan yaitu dengan memaksimalkan pengelolaan sampah pada TPA Banjarsari serta sosialisasi penerapan bank sampah kepada masyarakat. Secara umum hasil penelitian menunjukkan bahwa Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bojonegoro sudah semaksimal mungkin melakukan pengelolaan sampah pada TPA Banjarsari.

Sumber: Pengolahan Publikasi BPS

Secara umum, dari publikasi BPS trend persentase rumah tangga yang memiliki akses terhadap sanitasi layak di Kabupaten Bojonegoro sudah cukup baik. Hal ini terbukti sejak tahun 2016 hingga 2021 terjadi peningkatan yang cukup besar. Nilai ini juga lebih tinggi dibandingkan data persentase rumah tangga yang memiliki akses terhadap sanitasi layak secara nasional. Secara nasional tercatat dalam publikasi BPS hanya sebesar 80,92 persen rumah tangga di Inpnesia yang memiliki akses terhadap sanitasi layak. Artinya, masyarakat Kabupaten Bojonegoro sudah mulai memahami pentingnya kesadaran memenuhi akses sanitasi layak di setiap rumah tangga.

Dalam rangka pembangunan berkelanjutan, sanitasi yang baik merupakan komponen penting dalam menciptakan lingkungan yang aman, sehat, dan berkelanjutan. Pemaham akan pentingnya sanitasi dan kemampuan menerapkan praktik- praktik yang tepat, seseorang dapat meningkatkan kualitas hidup dan melindungi lingkungan mereka.

Dengan demikian, kebutuhan dasar masyarakat yang harus dipenuhi dalam bidang kesehatan adalah akses terhadap sanitasi dasar yang layak. Pemenuhan akses ini menjadi hal penting karena secara tidak langsung akan memepengaruhi tingkat kesejahtreraan masyarakat baik dari sisi produktivitas maupun daya saing masyarakat itu sendiri. Dengan kata lain, kesejahteraan di bidang kesehatan tidak lepas dari sumber daya potensial yang optimal. Oleh karena itu, peningkatan akses terhadap sanitasi dasar yag layak sangat penting diupayakan untuk mencapai masyarakat sejahtera dan sehat.

 

Susanti, N. D., Mufidah, E., & Zulianto, A. (2023). PEMBERDAYAAN KOMUNITAS BANK SAMPAH DI BOJONEGORO MELALUI PELATIHAN PEMBUATAN ECOBRICK. As-Sidanah : Jurnal Pengabdian Masyarakat, 5(2), 458–478. https://doi.org/10.35316/assidanah.v5i2.458-478

Widiastutie, S., Juned, M., Darmastuti, S., Manurung, S. M., & Shaliha, S. N. (2023). Penyuluhan Sanitasi Bersih dalam Upaya Mewujudkan Sustainable Development Goals (SDGs) di Kelurahan Serua Depok. Jurnal Pengabdian UNDIKMA, 4(4), 764. https://doi.org/10.33394/jpu.v4i4.8831

Publikasi BPS 2023.

Publikasi Dinas Sosial Pemerintah Kabupaten Bojonegoro 2023.

Publikasi Satu Data Kabupaten Bojonegoro 2023.

Publikasi Dinas Kesehatan Kabupaten Bojonegoro 2023.

Komentar

Postingan Populer