Kemiskinan, Tantangan Sosial Kota Malang yang Menuntut Perubahan
Kemiskinan, Tantangan
Sosial Kota Malang yang Menuntut Perubahan
Mengakhiri kemiskinan dalam segala bentuk adalah poin
pertama yang tercantum dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau SDGs. Dari
17 tujuan SDGs, kemiskinan menjadi topik pertama yang harus diselesaikan.
Selain mencakup banyaknya dimensi yang mempengaruhi tingkat kemiskinan suatu
wilayah, kompleksitas kemiskinan memiliki keterkaitan erat dalam kesempatan dan
kesejahteraan masyrakat. Kehidupan sosial ekonomi masyarakat seperti capaian
pendidikan yang dapat dilalui, kualitas hidup, kemudahan akses layanan dasar,
kelayakan sanitasi dan masalah sosial lain tidak terlepas dari pengaruh tingkat kemiskinan
masyarakat.
Pengentasan kemiskinan merupakan masalah sosial yang paling
mendasar dan rumit setiap tahun. Tidak heran jika pemerintah setiap tahunnya
memberi atensi lebih dalam upaya pengentasan kemiskinan. Hal itu tidak lain
karena efektifitas pengentasan kemiskinan menjadi salah satu faktor penting dalam
menentukan strategi pembangunan. Indikator utama yang menjadi tolak ukur atau
indikator keberhasilan strategi pemerintah dalam pembangunan ekonomi adalah
menurunya tingkat kemiskinan suatu wilayah. Stabilitas perubahan ekonomi juga
merupakan poin utama yang harus dicapai pemerintah dalam upaya mewujudkan
tujuan SDGs poin pertama yaitu dalam rangka mengakhiri kemiskinan adalam segala
bentuk.
Kemiskinan merupakan suatu kondisi dimana terjadi kesenjangan antara harta yang dimiliki masyarakat dengan jumlah yang harus dikeluarkan masyarakat dalam upaya pemenuhan dasar kehidupan sosial. Kondisi ini membuat masyarakat hudup dibatas rendah ukuran hidup yang memadai (Damayanti & Fisabilillah Perdini, 2022).Kemiskinan berkaitan erat dengan tingkat pengangguran. Terciptanya pengangguran tidak lain karena terbatasnya lapangan pekerjaan yang membuat masyarakat tidak memiliki pekerjaan. Hal ini menyebabkan berkurangnya pendapatan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehingga mereka dikategorikan miskin. Tidak tertampungnya tenaga kerja dalam lapangan pkerjaan yang tersedia merupakan dampak lain dari tingkat pendidikan dan kualifikasi yang rendah sehingga tidak memenuhi kualifikasi yang dibutuhkan lapangan pekerjaan yang tersedia (Iqbal Salsabil & Westi Rianti, 2023).
Grafik 1. Grafik Perkembangan Garis Kemiskinan Kota Malang Tahun 2014- 2023
Sumber: Hasil Pengolahan Publikasi BPS
Dilihat dari sisi garis kemiskinan masyarakat berdasarkan
pendapatan minimum masyarakat dalam memenuhi kebutuhan dasar, garis kemiskinan
Kota Malang meningkat dari tahun ke tahun. Peningkatan garis kemiskinan ini
menunjukkan bahwa kemampuan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan dasar dengan
pendapatan yang dimiliknya semakin meningkat lebih baik. Tidak heran jika laju
pertumbuhan ekonomi Kota Malang cukup baik. Data BPS menunjukkan dalam kurun
waktu tiga tahun yaitu dari tahun 2020 hingga 2022 pertumbuhan ekonomi kota
malang meningkat di atas pertumbuhan ekonomi provinsi Jawa Timur dan nasional.
Meningkatnya pertumbuhan ekonomi Kota
Malang diikuti juga dengan menurunnya persentase penduduk miskin Kota Malang.
Bahkan, di tahun 2023 Kota Malang tercatat sebagai Kota dengan persentase
penduduk miskin terendah kedua dari 38 Kabupaten Kota di Jawa Timur. Meskipun
hanya terjadi penurunan 0,11 % penduduk miskin, kondisi ini masih lebih baik
jika dibandingkan dengan kondisi ketika pandemi Covid-19.
Tabel 1. Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Malang
Sumber: Publikasi BPS
Grafik 2. Grafik Perkembangan Persentase Penduduk Miskin (P0) Kota Malang Tahun 2014-2023
Sumber: Publikasi BPS
Sumber: Hasil Pengolahan Publikasi BPS
Berdasarkan literatur, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)
berpengaruh juga terhadap tingkat kemiskinan suatu wilayah (Damayanti & Fisabilillah Perdini, 2022).TPT Kota Malang
terbukti turun pada tahun 2021 hingga 2023. Penurunan ini diikuti dengan menurunnya persentase penduduk miskin di tahun yang sama. Tingkat
pengangguran menjadi poin penting yang memberi pengaruh terhadap tingkat
kemiskinan. Kondisi menganggurnya seseorang karena tidak memiliki pekerjaan akan
membuatnya sulit memenuhi keperluan hidup sehari- hari sehingga mengakibatkan
jumlah kemiskinan meningkat
Indikator kemiskinan lain dapat dilihat dari gambaran
mengenai penyebaran pengeluaran di antara penduduk miskin tercermin dalam
indeks keparahan kemiskinan. Indeks Keparahan Kemiskinan Kota Malang masih
cenderung meningkat dari tahun 2014 hingga tahun 2022. Artinya, meningkatnya
nilai indeks menunjukkan semakin tingginya ketimpangan pengeluaran di antara
penduduk miskin. Menurunnya persentase penduduk miskin Kota Malang dari tahun
2014 hingga tahun 2020 tidak diikuti dengan menurunnya indeks Keparahan Kemiskinan.
Hal ini menunjukkan bahwa menurunnya penduduk miskin tidak mengurangi
ketimpangan pengeluaran di antara penduduk miskin. Namun, tahun 2023
menunjukkan hal yang berbeda. Menurunnya persentase penduduk miskin diikuti
dengan menurunnya indeks keparahan kemiskinan. Artinya, tahun 2023 pemerintah
cukup baik dalam mengurangi penduduk miskin dan ketimpangan pengeluaran yang
terjadi di antara penduduk miskin.
Grafik 4. Indeks Keparahan Kemiskinan (P1) dan Indeks Kedalaman Kemiskinan (P2) Kota Malang Tahun 2011-2023
Sejalan dengan Indeks Keparahan Kemiskinan, Indeks Kedalaman Kemiskinan Kota Malang dari tahun 2014 hingga 2022 juga mengalami peningkatan. Artinya, rata- rata kesenjangan pengeluaran masing- masing penduduk miskin terhadap kemiskinan meningkat. Secara tidak langsung fakta ini mengindikasikan bahwa sejak tahun 2014 hingga tahun 2022 rata- rata pengeluaran penduduk miskin dari garis kemiskinan semakin jauh. Namun, sama halnya seperti Indeks Keparahan Kemiskinan, Indeks Kedalaman Kemiskinan juga menurun pada tahun 2023. Artinya, pada tahun 2023 rata- rata pengeluaran penduduk dari garis kemiskinan semakin dekat.
Meskipun indikator kemiskinan Kota Malang pada tahun 2023
semakin baik. Akan tetapi, mengutip publikasi kementrian coordinator bidang
pembangunan manusia dan kebudayaan tercatat masih ditemukan kawasan kemiskinan
ekstrem di kelurahan Tanjungrejo Kecamatan Sukun Kota Malang. Fakta ini
menunjukkan masih dibutuhkan upaya khusus dari pemerintah dimana masyarakat
yang tergolong dalam kemiskinan ekstrim tidak hanya diselesaikan melalui
bantuan sosial tetapi juga diperlukan pendekatan ekosistem dan pembenahan
lingkungan termasuk usaha agar infrastruktur pendidikan seperti sekolah dapat
terjangkau lebih dekat dengan Kelurahan Tanjungrejo.
Secara umum, indikator- indikator kemiskinan Kota Malang
pada tahun 2023 menunjukkan kondisi kemiskinan yang lebih baik dibandingkan
tahun sebelumnya. Tentu saja hal ini tidak terlepas dari usaha pemerintah dalam
upaya mewujudkan tujuan SDGs untuk mengakhiri kemiskinan dalam segala bentuk.
Dalam hal penanganan kemiskinan, pemerintah Kota Malang telah berupaya dalam
program Pengurangan Pengeluaran Masyarakat melalui pemberian bantuan dan
meningkatkan pendapatan melalui berbagai pembianaan. Selain itu, pemerintah
juga meningkatkan kolaborasi dan ketepatan sasaran program penangannan
kemiskinan.
Kementrian Sosial dan Bank Indonesia juga berperan dalam
pengentasan kemiskinan ekstrim di Kota Malang. Kementrian Sosial dalam
terobosan program PENA yang dikeluarkannya memiliki tujaun agar Keluarga
Penerima Manfaat (KPM) dapat tmbuh mandiri. Masyarakat diharapkan tidak hanya bertahan
hidup dengan bantuan tetapi juga mampu secara berkelanjutan dapat memenuhi
keperluan sehari- harinya diluar bantuan sosial. Dalam melancarkan programnya
Kementrian Sosial juga membentuk Klinik Usaha PENA sebagai rumah aspirasi untuk
mendampingi usaha masyarakat yang tergolong sebagai Keluarga Penerima Manfaat
melalui UMKM. Klinik Usaha PENA ini memberikan pendidikan mengenai peningkatan
nilai produk baik dari aspek kualitas, perizinan, kemasan hingga pengelolaan
keuangan. Selain itu, Kementrian Sosial bersama Bank Indonesia juga mengadakan
program Rumah Sejahtera Terpadu (RST). Program ini juga bentuk nyata pemeirntah
mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan dalam penanggulangan kemiskinan
sekaligus mewujudkan perumahan layak huni untuk masyarakat miskin.
Dengan demikian, penyaluran bantuan sosial melalui APBN hadir sebagai bentuk perwujduan amanat konstitusi dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat. Program- program pemerintah sebagai instrument penanggualangan kemiskinan berupa penyediaan akses pelayanan perumahan dan permukiman juga berbagai bentuk pelatihan merupakan upaya pemerintah mengentas kemiskinan tidak hanya untuk saat ini tetapi juga membuat masyarakat lebih mandiri dalam mengembangkan perekonomiannya.
Daftar Pustaka
Damayanti, A.,
& Fisabilillah Perdini, W. L. (2022). Pengaruh Tingkat Pengangguran Terbuka
dan Pertumbuhan Penduduk Terhadap Tingkat Kemiskinan Di Kota Malang.
INDEPENDENT. In Journal Of Economics (Vol. 2, Issue 1).
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/independent
Iqbal Salsabil,
& Westi Rianti. (2023). Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Tingkat Pendidikan,
Tingkat Kesehatan dan Laju Pertumbuhan Penduduk terhadap Tingkat Kemiskinan di
Provinsi Jawa Barat pada Tahun 2016 – 2020. Jurnal Riset Ilmu Ekonomi Dan
Bisnis, 15–24. https://doi.org/10.29313/jrieb.v3i1.1886
Mataheurilla, B.
R., & Rachmawati, L. (2010). Pengaruh IPM, Pengangguran dan Kemiskinan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Malang. https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/independent
Nabawi, H., Penduduk, J., Pendidikan, T., Terhadap, D. P., Di, K., & Malang, K. (2020). Pengaruh Jumlah penduduk, Tingkat Pendidikan dan PDRB Terhadap Kemiskinan di Kota Malang. OECONOMICUS Journal Of Economic.
Berita Resmi Statistik Kota Malang Tahun 2023. Profil Kemiskinan Kota Malang 2023
Komentar
Posting Komentar