Kilas Balik Mengapa Aku di Polstat STIS
Arah yang Tidak Pernah Disangka
Meskipun sudah
di ujung waktu pemberkasan, kala itu pikiranku masih rumit untuk bisa
memutuskan harus memilih Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) atau Universitas Brawijaya (Unbraw). Di satu
sisi, masih membekas rasa trauma ditolak ITS untuk kali kedua setelah gagal
SNMPTN 22 Maret 2021, sedangkan satu sisi lainnya masih bergema angan bisa
berkuliah di ITS. Namun, setelah mempertimbangkan peluang, kesempatan, dan
saran ayahku, memilih Unbraw adalah pilihan terbaik waktu itu.
Berat hati aku
harus mengubur sementara mimpiku berkuliah di ITS. Akan tetapi, hidup harus
berjalan meskipun tidak sesuai harapan. Semangat harus selalu mengiringi
langkahku. Aku belajar semampu yang aku bisa lakukan dengan harapan bisa lolos
pilihan pertamaku, yaitu teknik sipil. Kala itu aku berpikir setidaknya jika
aku tidak kuliah di ITS aku masih bisa kuliah dengan jurusan yang aku inginkan
meskipun di tempat yang berbeda.
Namun, aku
lupa. Aku telah cukup banyak mengatur hidup sesuai inginku sendiri. Aku lupa
menyerahkan dan melapangkan diriku menerima semua yang sudah digariskan utukku.
Hari terus berjalan. Akhirnya, tiba hari
pengumuman SBMPTN 2021. Hari itu, tepat di jam 3 sore aku telah berusaha meyakinkan
diriku agar siap menerima semua hasil yang akan terjadi nantinya. Segera setelah
itu aku membuka laman web LTMPT. Screen laptop saat itu menerangkan
bahwa aku dinyatakan lolos sebagai
mahasiswa jurusan kimia di Universitas Brawijaya. Hari itu menjadi hari yang
cukup membuat aku lega, bahagia, dan sedikit sedih. Aku lega karena masih berkesempatan kuliah di tahun
itu. Namun, di sisi lain ada sedikit rasa sedih karena aku hanya bisa lolos di
pilihan ke duaku, yaitu kimia.
Tidak jauh dari
hari pengumuman SBMPTN itu, ayahku memberi saran agar aku kembali mencoba ikut
tes masuk kampus lain. Kali ini ayahku membujukku agar aku mengikuti seleksi
masuk kedinasan, yaitu Polstat STIS tahun 2021. Pertimbangan akan kesiapan
untuk ditempatkan di seluruh wilayah Indonesia nanti setelah lulus dan menjadi
ASN menjadi pertimbangan berat bagiku. Namun, setelah berpikir panjang, aku
memutuskan mengikuti saran ayahku. Secepatnya aku menyiapkan semua berkas yang
dibutuhkan. Setelah melewati seleksi tahap satu, tiba hari pengumuman kelulusan
Seleksi Kemampuan Dasar (SKD). Namun, aku kembali gagal lagi. Aku dinyatakan
tidak lolos seleksi di tahap Seleksi
Kemampuan Dasar.
Setelah
berdamai dengan segala keadaan, aku kembali bangkit dan melanjutkan pendidikan
di Fakultas MIPA jurusan kimia Universitas Brawijaya. Selama semester satu ini
aku cukup menikmati masa awal kuliah sebagai mahasiswa. Banyak hal baru yang
aku temui selama kuliah yang cukup berkesan.
Semua masih
berjalan seperti hari- hari yang aku lewati di masa SMA. Itu karena aku masih
berkuliah dengan sistem jarak jauh dalam jaringan. Hingga pada akhirnya kampus
mengeluarkan surat edaran dimulainya perkuliahan luar jaringan. Terbitnya surat edaran itu mengharuskan aku secepatnya
bisa pindah dan bertempat tinggal di Kota Malang. Tepat di 7 Februari aku mulai
menjalani perkuliahan secara luar jaringan. Hari itu cukup banyak memberiku
pengalaman baru mengenai dunia perkuliahan yang sebenarnya. Selain perkuliahan,
ini adalah pertama kali aku merantau ke kota lain yang cukup jauh dari daerah
asal tempat tinggalku. Tuntutan hidup sendirian di tanah rantau membuat aku
cukup memahami bagaimana merasakan homesick di tanah rantau setelah
sembilan belas tahun hidup bersama orang tua.
Setelah empat bulan berjalan dengan semua kegiatan yang harus aku jalani selama merantau di
Malang cukup membuatku kesulitan mengatur waktu. Kesulitan ini mempengaruhi
nilai beberapa mata kuliah yang sedang aku jalani. Tidak sedikit mata kuliah
yang memiliki nilai kurang baik. Tentu saja ini berpengaruh pada nilai akhir di
semester dua ini.
Rasa takut
mulai muncul dalam pikiranku. Aku takut membuat orang tuaku sedikit kecewa dengan
nilaiku di semester ini. Meskipun mereka tidak banyak menuntutku mendapatkan
nilai yang tinggi, aku merasa bersalah
karena tidak memberikan hasil yang seimbang dengan dukungan yang mereka berikan
untukku. Setelah aku memberitahukan kepada orang tuaku tentang nilai yang aku
dapatkan di semester dua ini, ayahku memberiku saran untuk mencoba lagi
mengikuti seleksi masuk Polstat STIS tahun 2022. Waktu satu tahun yang telah
aku habiskan di Universitas Brawijaya menjadi pertimbangan yang cukup berat bagiku
untuk meninggalkan semua itu begitu saja. Akan tetapi, Saran dan nasihat yang sudah ayahku katakan
cukup membuatku yakin mencoba daftar seleksi masuk Polstat STIS 2022. Setelah
melewati banyak tahapan masuk Polstat STIS, tepat tanggal 1 Agustus 2022, aku
dinyatakan lolos seleksi tahap tiga dan akan secara resmi menjadi mahasiswa
Polstat STIS setelah melewati tahap verifikasi berkas.
Jurusan
Statistika, jurusan yang tidak pernah ada dalam pilihanku di masa- masa terakhir
SMA. Namun, keadaan dan pilihan yang harus aku putuskan pada tahun pertama
setelah kelulusan SMA membawaku memilih jurusan ini. Meskipun tidak pernah
terlintas dalam pilihanku, sama sekali aku tidak menyesal dengan keputusanku. Dari sini aku mengerti bahwa kegagalan yang
kita alami bukanlah akhir dari perjuangan kita. Banyak pilihan hidup yang masih
terbuka dan memberi kita kesempatan untuk bangkit kembali. Semua hal yang
terjadi dalam hidup kita sebenarnya tidak lepas dari campur tangan Tuhan. Dari
kegagalan, seiring waktu kita akan menyadari hikmah dari setiap jalan yang
telah Tuhan berikan. Banyak kegagalan yang aku alami kala itu telah mengajarkan
aku tentang keihklasan dan ketenangan dalam menghadapi hal- hal diluar prediksi
dan keinginan kita.
Komentar
Posting Komentar