Unikkah Diriku ?

Menggali Esensi Keunikan Diri

Setiap manusia terlahir Istimewa dengan semua kelebihan dan kekurangannya. Mereka terlahir dengan ketidaksempurnaan yang saling melengkapi satu sama lainnya. Namun, di balik ketidaksempurnaan itu, setiap individu menyimpan jutaan keunikan yang dimiliki. Keunikan dalam setiap manusia tidak hanya sebatas perbedaan fisik. Lebih dari itu, manusia tidak lepas dari sifat, karakter dan cara pandang yang dimiliki. Keunikan ini merupakan bukti kebesaran Tuhan. Tuhan mampu menciptakan manusia secara unik  sehingga mereka mampu mengenali satu sama lain.

Sebagaimana dengan individu lain, dalam setiap sel yang ada di dalam tubuh merupakan perpaduan genetik yang unik, kombinasi genetik ini mempengaruhi terbentuknya kepribadian yang dimiliki oleh setiap orang. Kepribadian ini  mencakup kebiasaan, nilai keyakinan, keadaan emosional, perasaan dan motif yang bersifat psikologis.

Dalam ilmu psikologi, mungkin kepribadian dikategorikan dalam beberapa jenis. Tentu, pengkategorian ini mempengaruhi persepsi masyarakat bahwa kepribadian seseorang mungkin memiliki kesamaan dengan individu lain. Padahal pengkategorian kepribadian pada dasarnya hanya didasarkan pada garis-garis besar sifat manusia. Salah satu inventori kepribadian adalah Big Five Personality yang dikemukaan oleh Lewis Goldberg pada tahun 1992. Goldberg merumuskan pengelompokan ciri- ciri sifat seseorang yang membedakannya dengan orang lain menjadi 5 himpunan kepribadian. Kepribadian itu diantaranya adalah Extraversion, Agreeableness, Conscientiousness, Neuroticism, dan Openness. Sedangkan menurut Hippocrates kepribadian berdasarkan tipologinya dikategorikan menjadi 4 yaitu sanguinis, koleris, melankolis dan plegmatis.

Jika kita cermati lebih jauh, pengkategorian kepribadian oleh filsuf- filsuf tersebut pada dasarnya hanya berdasarkan sifat- sifat dominan yang dimiliki oleh seorang individu. Kemudian, adanya perbedaan yang terjadi dalam pengkategorian kepribadian menunjukkan bahwa  pengkategorian kepribadian bisa berbeda-beda tergantung dari sudut pandang apa yang diambil untuk mengkategorikannya. Sebenarnya jutaan kombinasi genetic yang dimiliki oleh seorang individu memunculkan sifat-sifat unik yang tidak ada dalam individu lain. Mungkin, setiap orang tidak sadar bahwa mereka memiliki kepribaian yang unik dan berbeda- beda.

Kepribadian yang ada dalam seorang individu tergantung juga pada kondisi psikologi kognitifnya. Kondisi psikologi kognitif ini mempengaruhi bagaimana orang tersebut menerima aliran informasi oleh indra mereka yang kemudian diproses dalam jiwa sebelum terhubung dengan kesadaran atau manifestasi dirinya dalam bentuk perilaku. Kondisi psikologi kognitif ini merupkan salah satu yang membedakan sifat individu satu dengan lainnya.

Aku adalah seseorang yang terlahir dengan orang tua yang cukup tegas. Sejak aku kecil aku sudah terbiasa dengan rutinitas yang dibuat oleh orang tuaku. Aku tumbuh dengan aturan yang cukup membuatku memiliki banyak pertimbangan. Itulah sebabnya orang-orang yang sudah mengenalku cukup lama sering mengatakan bahwa aku termasuk orang yang penuh dengan pertimbangan. Aku tidak hanya memiliki banyak pertimbangan dalam memilih suatu barang saja. Bahkan, untuk berpergian sekalipun  aku memiliki banyak pertimbangan terhadap hal- hal kecil seperti waktu, tempat dan seberapa besar energi yang aku habiskan nanti. Bagiku, mempertimbangkan hal- hal kecil itu penting karena aku termasuk seseorang yang jika kondisi fisikku lelah secara tidak langsung akan mempengaruhi aktivitas lainnya. Sekalipun hanya setengah hari, bagiku waktu untuk menenangkan diri itu penting untuk bisa mengembalikan energiku. Terkadang, bagi orang-orang di sekitarku menganggap hal itu cukup aneh. Tapi, ini adalah salah satu cara yang aku lakukan agar aku bisa lebih efektif dalam memanfaatkan waktu.

Banyaknya pertimbangan yang ada dalam pikiranku terkadang membuatku sangat rumit dalam menghadapi situasi dimana aku harus memutuskan suatu pilihan atau memecahkan sebuah masalah. Karena hal itu juga, orang- orang di sekitarku sering mengatakan bahwa pemikiranku terkadang terlalu rumit untuk dimengerti. Itulah sebabnya mungkin sifat ini adalah salah satu kekuranganku. 

Akan tetapi, sikap penuh pertimbangan ini juga merupakan suatu potensi untukku. Dengan sikap yang penuh pertimbangan ini aku menjadi seseorang yang mengusahakan adanya suatu rencana sebelum melakukan beberapa hal, Misalnya saat akan pergi pulang kampung aku biasa mendaftar barang-barang apa saja yang sekiranya akan aku butuhkan selama di rumah. Bahkan untuk hal- hal kecil dalam aktivitas sehari- hari biasa aku lakukan secara teratur tanpa aku sadari. Demikian kepribadianku yang hanya diketahui oleh orang-orang terdekatku saja. Banyaknya pertimbangan dan kerumitan yang aku pikirkan ternyata bisa menjadi potensi atau kelemahan jika tidak dipahami dengan baik.

Setiap individu merupakan makhluk yang unik, semua aspek yang ia miliki saling berkaitan dan bersifat dinamis. Tidak heran jika setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda- beda. Hal seperti ini sudah menjadi hal biasa dalam kehidupan sehari- hari. Keunikan dari setiap orang tidak lepas dari pengaruh sifat dan karakter pribadinya. Kembar identic sekalipun pasti memiliki sifat dan karakter kepribadian yang berbeda. Lingkungan banyak memiliki peran penting dalam membentuk kepribadian seseorang. Setiap individu pasti memiliki pribadi yang unik karena perasaan, pengalaman, pendidikan dan lingkungan yang dihadapinya berbeda- beda sepanjang perkembangan hidupnya. Oleh karena itu, setiap individu tidak bisa disamakan dengan individu lainnya. Dengan demikian, kita sebagai seorang manusia merupakan suatu pribadi yang unik dari fisik hingga kepribadian.

 

Daftar Pustaka

Setiawan, A., & Rosyid, H. (2022). Klasifikasi Kepribadian Berdasarkan Postingan Twitter Dengan Algoritme Naive Bayes Studi Kasus: CV. Wilis Elektronik. Indexia, 4(2), 1–2.

Komentar

Postingan Populer